Posted by : Unknown Senin, 18 Maret 2013



EPISODE PERTAMA

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsC9nR6dYhGv9wurzpNrDp9VvQxyzjmuKVEPdS6N5-kXHb9WDjpbvCqhwFGY3WRkdMGb7MNz2Kar3DQZXv5Lv73xYZrdXBDVglZKuiuceFm8GC_mL2VOOq6eNTLU7hs81J1BrOpouAmY8/s640/Kavaleri+Islam.jpg

Tentara kaum muslimin berkumpul di satu dataran tinggi tandus dekat sungai Yarmuk. Mereka menjadikan daerah yang berada di belakang mereka sebagai tempat penyimpanan logistik dan bala bantuan. Di situ, terdapat tenda Abu Ubaidah yang sangat luas karena dijadikan pusat  perkumpulan bagi tentara kaum muslimin.
Tampak Abu Ubaidah sedang duduk, dia di kelilingi oleh beberapa komandan tentara antara lain: “Khalid, Amr bin Al ‘Ash, Yazid bin Abu Sufyan,  Syurahbil bin Hasanah  dan Mu’adz bin Jabal.  Di depan mereka berdiri seorang laki-laki berasal dari daerah Tanukh yang dipaggil Abu Basyir dan seorang petani dari daerah Ghutah, Damaskus, yang sedang menangis dan mengiba kepada Abu Ubaidah.

Petani    : “Balaskan untuk saya wahai panglima Arab, balaskan buat saya atas segala perbuatan yang telah mereka lakukan.”
Abu Ubaidah: “Apa yang telah mereka perbuat pada dirimu?”
Petani    : “Saya tidak dapat menceritakannya kepada kalian karena perbuatan mereka sangat kejam! sangat biadab!”
Abu Basyir: “Apakah anda mengizinkan saya untuk menceritakannya kepada mereka?”
Petani        : “Lakukanlah.”
Abu Basyir    : “Ketika tentara Romawi kembali ke Damaskus -setelah kalian kalahkan- sebagian mereka singgah di daerah saudara kita ini yaitu daerah Ghutah. Di daerah ini terdapat ratusan hewan ternak kambing dan lainnya. Dan Petrik  (sebutan untuk komandan pasukan Romawi yang membawahi sekitar 10.000 pasukan) menyembelihnya setiap hari untuk dimakan. Ketika Petrik akan melanjutkan perjalanan pulang, para saudaranya merampas semua hewan ternak yang ada di situ. Lalu ketika saudara kita ini, yang pada waktu kejadian masih berada di kota, akan mengambil hewan-hewan ternak itu karena suatu kebutuhan, ternyata hewan ternak itu telah habis. Akhirnya anak perempuannya pergi bersama pembantunya ke Petrik  untuk mengadukan segala apa yang telah terjadi. Sang anak perempuan itu berkata: ‘Segala apa yang kamu ambil buat diri anda, maka saya ikhlas. Akan tetapi, katakan kepada saudara-saudara paduka untuk mengembalikan seluruh hewan ternak yang telah mereka ambil dari kami. Mendengar pengaduan itu, ternyata Petrik tidak
melakukan apa-apa, tetapi malah memerintahkan prajuritnya untuk membawa anak perempuan itu ke tempat peristirahatannya dan memperkosanya dengan paksa. Pembantunya berusaha mencegah kejadian itu, tetapi Petrik malah menyuruh pengawal untuk membunuhnya.”
Para hadirin  : “La haula wala quwwata illa billah. Betapa keji dan kejamnya dia!!”
Abu Ubaidah   : “Bukankah  sang Petrik itu punya atasan?”
Abu Basyir    : “Atasannya adalah Bahan, panglima tertinggi pasukan Romawi.”
Abu Ubaidah   : “Kalau begitu, mengadulah kepadanya atas segala kekejaman yang telah kamu alami?”
Petani    : “Saya telah melakukan itu, wahai panglima Arab. Saya telah mengadu kepadanya dan dia menampakkan kesedihan atas apa yang telah saya alami, tetapi dia tidak dapat melakukan apa-apa. Sebab, jika dia memarahi Petrik, maka para kawannya pun akan berbalik memarahi Bahan. Akhirnya mereka (kawan-kawan Petrik) berusaha untuk membunuhku karena saya melaporkan apa yang mereka perbuat kepada Bahan, tetapi saya dapat meloloskan diri dari mereka.”
Abu Ubaidah   : “Semoga Allah menghancurkan mereka karena mereka tidak mau mencegah perbuatan munkar yang telah dilakukan oleh sebagian mereka. Inilah perbuatan yang paling jelek dilakukan oleh mereka.”
Abu Basyir    : “Wahai tuan panglima, tidak hanya itu yang telah mereka lakukan. Mereka juga telah melakukan banyak perbuatan keji di semua daerah-dareah yang anda tinggalkan buat mereka seperti Hims, Ba’labak, Hamaah dan Ma’irrah.”
Abu Ubaidah   : “Jadi seakan-akan kamu, wahai saudaraku dari Tanukh, melimpahkan segala tanggung jawab atas segala apa yang telah menimpamu kepada kami?”
Abu Basyir    : “Benar tuan panglima. Jadi seakan-akan maksud dia adalah “janganlah kalian meninggalkan kami untuk menjadi sasaran orang-orang zalim itu setelah kalian menyelamatkan kami dari mereka.”
Mu’adz    : “Bukankah sudah saya katakan sebelumnya kepada kalian tentang sautu kaum yang mempercayai dan merasa tenang atas perlindungan kalian, tetapi kenapa kalian malah meninggalkan mereka? Demi Allah, sesungguhnya saya khawatir kalau Allah akan menghukum kita atas segala kezaliman yang sebenarnya dapat kita cegah tetapi kita tidak melakukannya.”
Amr       : “Demi Allah, saya tidak mengerti mengapa anda, wahai tuan panglima, melakukan rencana ini (yaitu untuk meninggalkan daerah-daerah yang telah dikuasai). Kalau bukan karena mentaati perintah dari panglima, saya tidak akan meninggalkan Palestina yang telah kita taklukan.”
Abu Ubaidah   : “Celaka kalian semua! Apa kalian pikir kita mampu menghadapi pasukan Heraklius yang telah bergabung sedangkan kita sendiri masih terpecah-pecah?”
Mu’adz    : “Kita telah menghadapi mereka di berbagai tempat dan Allah memberikan kemenangan pada kita.”
Yazid     : “Panglima kita telah mengambil keputusan ini dan kita tidak mungkin untuk kembali lagi.”
Syurahbil : “Sekarang kita harus memikirkan lebih jauh tentang bagaimana caranya kita menghadapi mereka. Sekarang seluruh tentara mereka telah berkumpul di lembah yang berada di samping daerah kita ini. Antara kita dengan mereka hanya dipisahkan oleh sungai.”
Abu Ubaidah   : “Wahai Abu Sulaiman, bukankah kamu ingin mengatakan sesuatu?”
Khalid    : (Menatap dua orang yang sedang berdiri) “Apakah kalian memiliki pengaduan lain lagi?”
Abu Basyir    : “Tidak tuanku,  kami hanya ingin mengiformasikan kepada kalian bahwa orang-orang Romawi, ketika menerima negeri yang telah kalian tinggalkan, akan melakukan perbuatan kejam terhadap para penduduknya.”
Khalid    : “Sekarang, keluarlah kalian berdua. Kami paham apa yang kalian katakan. Hai Yunus, antar dan tempatkan mereka berdua di tempatmu sampai kami dapat menentukan apa yang bisa kami perbuat untuk mereka berdua selanjutnya.”
          (Kemudian Abu Basyir dan temannya keluar bersama Yunus)
Khalid    : “Hai saudara-saudaraku, apakah ketika datang pengaduan dari orang-orang daerah ini kalian memberi perhatian sedangkan di sisi lain kalian melupakan kalau kita sebenarnya sedang terjun dalam peperangan yang menentukan dengan musuh kita sekarang ini? Siapa di antara kalian yang mau bertanggungjawab dalam peperangan ini? Kamu, hai Mu’adz bin Jabbal?”
Mu’adz    : “Sekarang? Setelah kita meninggalkan kota-kota dan benteng kepada mereka?”
Khalid    : “Kamu, hai Amr bin Ash?”
Amr       : “Bukan saya. Saya tidak mau menanggung suatu akibat yang tidak saya saksikan dengan mata kepala saya sendiri.”
Khalid    : “Kamu, hai Yazid bin Abu Sufyan?”
Yazid     : “Bukan, karena tidak sepantasnyalah orang seperti saya memimpin orang-orang seperti anda sekalian.”
Khalid    : “Kamu, hai Syurahbil bin Hasanah?”
Syurahbil : “Saya berlindung kepada Allah supaya saya tidak menentang Saifullah -pedang Allah- (julukan yang diberikan kepada Khalid bin Walid) dalam masalah ini.”
Khalid    : “Jadi ketahuilah sekarang, bahwa tanggungjawab masalah ini baik di hadapan Allah maupun dihadapan kaum muslimin, seluruhnya ada pada diri saya. Dan ketahuilah, bahwasanya saya sudah mengetahui apa yang akan saya lakukan dan saya sudah mempersiapkan hal ini sejak saya masih di Hims.”
Abu Ubaidah   : “Ya, demi Allah saya bersaksi untuk hal itu. Saya ikut bersamamu (saya setuju dengan kamu) hai Abu Sulaiman. Saya tidak akan melaksanakan ide saya tanpa kamu dan juga saya tidak akan membiarkan kamu bertanggung jawab dalam masalah ini sendirian.”
Khalid    : “Semoga Allah memberkati kamu, wahai pemegang amanat umat. Kalau begitu, biarkan saya melakukan apa yang telah saya rencanakan bersama orang-orang ini sekarang. Berikan wewenang kepada saya untuk menangani musuh kita itu. Dan dengan izin Allah, saya dapat menghadapinya.”
Abu Ubaidah   : “Wewenang ada pada kamu untuk mengatur semuanya, wahai Khalid. Dan demi Allah, tidak ada yang dapat menanganinya selain kamu. Dan saya bersaksi bahwa sayalah orang pertama yang mentaati perintahmu walaupun kamu menyuruh saya untuk memegang tali kendali kudamu, tentu akupun akan mentaatinya.”
Khalid    : “Maksudku tidak begitu, wahai Abu Ubaidah. Saya hanya menginginkan supaya kita bersatu dalam satu pendapat. Kemudian kita juga bersatu dalam menghadapi musuh dengan satu rencana, satu aturan dan satu tangggungjawab. Sehingga kita tidak saling menggagalkan usaha satu sama yang lain. Sebab dalam peperangan tidak ada yang lebih berbahaya selain perbedaan pendapat yang terjadi di antara kita.”
Abu Ubaidah   : “Kamu dapat melakukan apa saja yang kamu suka terhadap kami. Kamu adalah penglima kami dan kami adalah tentara dan bawahanmu.”
Khalid    : “Kirimkan utusan ke seluruh wilayah dan perintahkan mereka untuk mentaati saya.”
Abu Ubaidah   : (Memanggil) “Wahai Dhahak bin Qais!”
Dhahak    : (Yang sedang menjaga pintu masuk) “Ya tuanku!”
          (Ia muncul dari balik pintu tenda)
Abu Ubaidah   : “Wahai Ibnu Qais, berkelilinglah ke seluruh daerah yang dikuasai kaum muslimin. Sampaikan perintahku kepada mereka untuk mentaati Khalid bin Walid atas apa yang diperintahkannya kepada mereka dalam peperangan ini.”
Khalid    : “Walaupun ide saya bertentangan dengan ide kamu?”
Abu Ubaidah   : “Walaupun bertentangan dengan ide saya. Kamu paham wahai Ibnu Qais?”
Dhahak    : “Ya, saya paham.” (Kemudian ia keluar)
Khalid    : “Wahai para komandan tentara! Sekarang sebaiknya kamu mengetahui masalah yang sebenarnya. Sesungguhnya kita telah dapat menipu tentara Romawi. Sebab di mata mereka kita tampak ketakutan menghadapi tentara Romawi yang berjumlah sangat besar, yang dikumpulkan oleh  Heraklius sehingga akhirnya kita lari dan berkemah di daerah ini, padahal sebenarnya tidak. Karena itu, perintahkan tentara yang lain untuk menyusul kita dengan menerobos jalan pegunungan dari setiap celah yang ada sampai mereka berkumpul semua di lembah yang ada di samping daerah yang kita tempati ini. Hal ini kita lakukan supaya membuat mereka merasa senang kalau mereka telah mengusir semua kita dari daerah Syam. Dengan begitu barangkali mereka akan melupakan segala kekalahan menyakitkan yang telah kita berikan kepada mereka sebelumnya.”
Abu Ubaidah   : “Saya bis mengalahkan tentara yang berjumlah sangat banyak itu, hanya saja saya khawatir kaum muslimin akan merasa gentar. Karena itu saya telah menulis surat kepada Amirul Mukminin Umar bin Khattab untuk meminta bantuan pasukan.”
Khalid    : “Tidak apa-apa, itu langkah yang bagus.”
Mu’adz    : “Berapa jumlah tentara musuh, wahai Abu Sulaiman?”
Khalid    : “Sekitar dua ratus lima puluh sampai tiga ratus ribu orang.”
Mu’adz    : “Lebih baik jika mereka (tentara Romawi) berkumpul di satu tempat untuk menyerang tentara kita. Hal ini lebih baik jika dibandingkan dengan kita harus memerangi mereka yang masih dalam keadaan berpencar-pencar, ada yang di barat dan ada yang di timur, sehingga kita dapat memenangi peperangan ini dengan seizin Allah.”
Khalid    : “Tidak begitu wahai Ibnu Jabal. Sebab kita menghadapi mereka semua di tempat ini, dengan begitu kita dapat memberikan pukulan telak kepada mereka. Dengan demikian insya Allah kita akan memperoleh kemenangan. Dan jikapun kita kalah maka kekalahan kita tidak telak. Tapi insya Allah kita tidak akan kalah. Karena itu, wahai para komandan tentara, janganlah kalian mengatakan “wah betapa banyak tentara Romawi dan betapa sedikit tentara Arab.” Sebab banyaknya tentara itu ditentukan oleh kemenangan dan sedikitnya tentara itu dilihat dari kekalahan yang dialami. Namun khusus dalam peperangan ini, peperangan tidak ditentukan dengan jumlah banyaknya tentara tetapi pertama dengan taktik, kelihaian dan kemudian dengan kesabaran.”
Amr       : “Untuk masalah kesabaran kita sudah tahu, lalu apakah kita dapat mengetahui tentang taktik macam apa yang akan kamu gunakan itu?”
Khalid    : “Kesabaran dari diri kalian dan taktik dari diriku. Namun tidak baik jika kalian mengetahuinya sekarang. Kalian akan mengetahuinya jika waktunya sudah tiba. Karena itu bersabarlah, semoga Allah merahmati kalian. Sekarang kembalilah ke tempat kalian masing-masing.”
          (satu-persatu para komandan tentara itu keluar ke tempatnya masing-masing)
Abu Ubaidah   : “Wahai Abu Sulaiman, saya akan mengirim utusan ke Amirul Mukminin Umar bin Khattab hari ini, jadi bisakah kamu menjelaskan rencanamu ke utusan tersebut supaya dia dapat menjelaskannya kepada khalifah. Sebab saya khawatir rencana itu tidak dapat terlaksana sesuai dengan yang diinginkan dan ini akan menimbulkan dugaan yang bukan-bukan.”
Khalid    : “Wahai Abu Ubaidah, orang seperti kamu masih menaruh curiga kepada Umar?”
Abu Ubaidah   : “Saya tidak bermaksud seperti itu wahai Abu Sulaiman. Maksud saya adalah kalau-kalau Umar telah salah sangka kepada kita karena kita telah meninggalkan kota-kota di daerah timur tanpa kembali lagi dan lapor kepadanya. Dan kamu tahu kalau anak paman kamu itu (Umar) sangat perhatian terhadap masalah kaum muslimin!?”
Khalid    : “Kamu benar, wahai Abu Ubaidah. Tapi semoga saja Ibnu Khattab dapat memberi pemahaman yang baik kepada para syuhada. Oh ya, di mana utusan itu?”
Abu Ubaidah   : (Memanggil) hai Sufyan bin Auf, kemarilah!”
           (Sufyan bin Auf masuk)
Khalid    : “Kemarilah wahai Sufyan bin Auf. Kemarilah, mendekat kepadaku.”
Abu Ubaidah   : “Saya telah menulis surat untuk dikirim kepada Amirul Mukminin dengan perantaraan kamu. Dan ini, Khalid bin Walid, ingin menjelaskan rencananya kepada kamu supaya nanti kamu dapat menerangkan kepada Amirul Mukminin Umar bin Khattab. Karena itu dengarkan dengan baik dan pahamilah.”
Khalid    : “Berhati-hatilah kamu dan ingat! Kamu jangan menceritakan hal ini kepada siapapun selain kepada Umar bin Khattab sendiri.”
Sufyan    : “Percayalah wahai Abu Sulaiman. Saya akan berangkat lewat lembah Tawwi dengan begitu saya tidak akan bertemu dengan seorangpun dan dijalanpun saya tidak akan mengatakan kepada siapapun sampai saya bertemu dengan Amirul Mukminin.”
Khalid    : “Apakah kamu tahu di mana tentara Romawi sekarang?”
Sufyan    : “Ya, mereka sekarang berada di lembah sekitar kita bermukim ini. Yaitu di antara lembah Harir dan lembah Alan.”
Khalid    : “Rencanaku adalah saya ingin memposisikan mereka untuk berada di dataran luas, tetapi yang tidak ada jalan keluarnya. Tempat ini terletak di antara lembah Alan, lembah Riqad dan sungai Yarmuk. Nah ketika mereka memasuki tempat ini, kita akan menutup jalan masuk itu sehingga kita berada dalam posisi yang mudah sementara mereka dalam posisi yang sulit. Dan tidak ada tempat untuk melarikan diri kecuali daerah pinggir jurang yang sangat berbahaya itu di mana terpasang jaring di situ. Dengan begitu mereka akan terjatuh karena terkejut dan takut ketika datang serangan mendadak yang dilancarkan oleh pasukan kita.”
Sufyan    : “Tapi bagaimana mendesak mereka untuk sampai di dataran tersebut?”
Khalid    : “Pertanyaan bagus, kamu cerdik. Nah maka dari itu kita akan berjalan pada waktu malam dan menguasai lembah Harir dari arah timur sehingga pasukan kita menghadap dataran tersebut. Dan untuk mengelabui mereka, kita akan pura-pura berusaha untuk mendudukinya dan membuat benteng di situ sehingga mereka akan berusaha mendahului kita untuk menduduki tempat tersebut. Dengan begitu kita dapat menjerat mereka di tempat itu.”
Abu Ubaidah   : (Takjub) demi Allah, ini rencana yang jenius. Nah, apakah kamu sekarang dapat pergi untuk menyampaikan rencana ini dengan detail kepada Amirul Mukminin, wahai Abu Sufyan?” 
Sufyan    : “Saya akan menceritakan rencana ini dengan sedetail-detailnya sehingga seakan-akan dia melihatnya sendiri dari telapak tangannya.”
Abu Ubaidah   : “Berhati-hatilah, wahai Abu Sufyan. Saya tidak mendengar rencana ini dari Abu Sulaiman kecuali ketika bersama kamu. Dan awas, jangan sampai kamu menceritakannya kepada seorangpun.”
Sufyan    : “Walaupun leher saya ditebas, saya tidak akan menceritakannya!”
Abu Ubaidah   : “Pergilah sekarang dan semoga Allah memberkatimu.”

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Translate

Wheather Forecast

Monster Drift

Welcome to My Blog

Aqua Clock

Popular Post

Diberdayakan oleh Blogger.

AT-TAUHID

AT-TAUHID
syahadah

- Copyright © YONAS SYABAB'S INFORMATION CENTER -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Yonas Septiyan -